Kamis, 11 September 2014

Pesan


Masih nulis gak, Ruth?

Gadis di sudut kafe itu terdiam sesaat setelah sebuah pesan muncul di ponselnya. Ia lalu menaruh cangkir kopinya di pinggir meja dan memilih untuk memusatkan konsentrasi pada ponselnya. Ia merengkuhnya dengan kedua tangan. Semacam bayang-bayang suram berkelebatan di pikirannya setelahnya.

Ada jeda panjang sebelum akhirnya Ruth memutuskan untuk menjejalkan ponselnya begitu saja ke dalam ranselnya tanpa melakukan apa-apa. Tanpa tedeng aling-aling ia lalu bangkit dan meninggalkan cangkir kopinya yang masih separuh penuh.

Ruth menyeret langkahnya menuju bangku panjang di sisi luar mall. Tak peduli pada dua orang gadis yang sedang sibuk berfoto ria di sana, Ruth tetap memilih duduk dan meluruskan kedua kakinya.

Dan benar saja, sesaat setelahnya ponsel Ruth bergetar di dalam ransel. Gadis itu diam saja, membiarkan getar berdurasi hampir setengah menit itu terus berulang dengan wajah muram.

"Nggak diangkat, Ruth?"

Tembak saja aku ditempat! Pikir Ruth begitu suara yang terdengar familier itu muncul dari balik punggungnya. Sosok baru yang menyebabkan kedua gadis tadi merasa semakin terganggu dan memilih pindah tempat dari sana.

Ruth memutar otak, lalu memutuskan untuk pura-pura sibuk dengan jam tangannya. Sambil bangkit ia lalu nyengir kuda, "Udah sore nih Ka, aku duluan ya?"

Agaknya ketimbang perkataan untuk pamit yang biasanya menuntut balasan, kata-kata Ruth barusan malah terdengar seperti pesan untuk pamit yang kelewat dipaksa.

"Aku nggak nguntit kamu, kok. Nggak usah kabur gitu kenapa Ruth?"

Aku nggak dengar. Sugesti Ruth pada pikirannya. Kali ini ia memilih untuk tidak peduli. Dengan langkah panjang-panjang ia lalu berbelok ke arah parkiran dan menghilang di antara kerumunan orang.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT © 2017 · MONOKROM | THEME BY RUMAH ES